Inpari 50 Marem dan Harapan
Pengganti Varietas Inpara 3
Oleh : Sigit Nugrahadi, SP.
PBT Ahli Madya UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Perbeniha Tanaman
Provinsi Jambi
Pengembangan varietas baru di
Provinsi Jambi kerap terkendala penerimaan oleh petani. Petani di Provinsi
Jambi memiliki preferensi terhadap rasa nasi dari varietas yang ditanamnya.
Pada umumnya rasa nasi yang disukai adalah yang bertekstur pera, sedangkan yang
tekstur nasinya pulen kurang disukai.
Varietas Inpara 3 sejak dilepas
oleh Menteri Pertanian pada Tahun 2008 dan kemudian diperkenalkan di Provinsi
Jambi, saat itu Inpara 3 menjadi harapan baru untuk menggantikan varietas PB 42
yang telah lama berkembang dan disukai oleh petani. Rasa nasi yang sama – sama
pera dan produktifitas lebih baik, menjadikan Inpara 3 secara perlahan dapat
menggantikan dominasi PB 42. Hingga akhirnya Inpara 3 mendominasi produksi
benih di Provinsi Jambi yang menunjukkan minat petani yang tinggi untuk menanam
Varietas Inpara 3. Tercatat dari Tahun 2021 hingga akhir 2023 produksi benih
varietas Inpara 3 mendominasi varietas – varietas lain.
Diagram 1. Produksi Benih Berdasarkan Varietas di
Provinsi Jambi Tahun 2021
Diagram 3. Produksi Benih Berdasarkan Varietas di
Provinsi Jambi Tahun 2023
Dari Tiga Diagram di atas dapat terlihat dominasi Produksi Benih Varietas Inpara 3 dalam tiga tahun terakhir. Benih varietas Inpara 3 menjadi pilihan oleh petani karena satu-satunya yang memiliki tekstur nasi pera sedangkan varietas yang lain memiliki tekstur nasi yang pulen. Tekstur Pera atau pulen ditentukan oleh kadar amilosa pada bulir padi, semakin tinggi kadar amilosanya maka akan semakin pera tekstur nasi. Dalam deskripsinya varietas Inpara 3 memiliki kadar amilosa 28,6 % sedangkan varietas Inpari 32 HBD sebanyak 23,46 % ; Inpari 30 Ciherang Sub 1 : 22,4 % ; Inpari 47 WBC 20,99 %.
Pada awal musim Tanam Tahun 2024,
para penangkar berupaya mendapatkan benih sumber Padi Varietas Inpara 3. Namun
benih sumber untuk perbanyakan tidak didapatkan meskipun telah mengupayakan
menghubungi Badan Standarisasi Instrumen Pertanian yang beberapa tahun sebelum adanya
perubahan Instansi, adalah Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang
mempunyai program perbanyakan benih sumber untuk Balai Benih Induk maupun para
penangkar benih.
Upaya salah satu Kelompok Tani
Penangkar Benih Padi yaitu Usaha Sepakat di Desa Pudak Kecamatan Kumpeh Ulu
Kabuaten Muaro Jambi untuk mendapatkan Benih Sumber, akhirnya berhasil
mendapatkan Benih Varietas Inpari 32 HDB dan Inpari 50 Marem, kedua varietas
tersebut berlabel putih (kelas benih Dasar) yang dapat diperbanyak menjadi
kelas benih Pokok dari PB Srindo Karawang Jawa Barat.
Inpari 50 Marem merupakan
varietas baru yang belum pernah dikembangkan di Provinsi Jambi. Jika dilihat
dari deskripsi varietas Inpari 50 Marem termasuk dalam varietas yang tekstur
nasinya pera. Dengan kelas benih yang masih tinggi (Benih Dasar) maka
perbanyakannya masih dapat dilakukan sebanyak dua kali penurunan kelas benih
yaitu ke kelas benih BP (Benih Pokok) kemudian kelas benih BR (Benih Sebar) .
Kelas benih BR yang berlabel biru dapat ditanam petani yang hasilnya untuk
beras konsumsi.
Kelompok Tani Usaha Sepakat telah
melaksanakan persemaian yang rencananya akan ditanam pada lahan seluas 1,0
Hektar. Saat tulisan ini dibuat pertanaman telah dipindah tanam ke lahan. Jika
berhasil diharapkan Inpari 50 Marem ini secara bertahap dapat diperkenalkan ke
para petani dan dapat menggeser dominasi Varietas Inpara 3 yang telah lama belum
tergantikan. Sebagaimana diketahui bahwa pergantian varietas adalah salah satu
upaya dalam mengatasi wabah hama dan penyakit pada tanaman padi dan juga dalam
upaya peningkatan produktifitas padi oleh para petani.
Gambar 1. Proses pemindahan benih padi varietas Inpari 50 Marem dari persemaian untuk dilakukan penanaman di lokasi pertanaman Kelompok Tani Usaha Sepakat Desa Pudak Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi.
DESKRIPSI VARIETAS INPARI 50 MAREM
Nomor seleksi : B11004E-MR-4-PN-3-2-3-MR-1
Asal
seleksi : Cisantana/B10384-MR-1-8-3//IR66160-121-4-5-3/TB154E-TB-2
Umur tanaman
- Umur 50% berbunga
: ±85 hari setelah
semai
- Umur panen : ±114 hari setelah semai
Bentuk tanaman
: Tegak
Tinggi tanaman :
±106 cm
Daun bendera : Agak Tegak
Jumlah gabah isi
per malai : ±117 butir
Bentuk gabah : Medium
Warna gabah : Kuning jerami
Kerontokan
: Sedang
Tekstur nasi
: Pera
Kadar amilosa : ±25,64%
Berat 1000
butir : ±26,9
gram
Rata – rata hasil
: ±7,56 ton/ha
Potensi hasil : ±9,69
ton/ha
Ketahanan terhadap hama : Agak tahan terhadap wereng batang cokelat biotipe 1, agak rentan terhadap biotipe 2
dan
biotipe 3
Ketahanan terhadap penyakit : Rentan terhadap hawar daun bakteripatotipe III dan IV, tahan terhadap patotipe
VIII. Tahan tehadap penyakit blas ras 033, ras 073, ras
173 dan agak tahan ras
133.
Rentan terhadap penyakit tungro inokulum Garut
dan Purwakarta
Anjuran tanam : Baik ditanam untuk lahan sawah irigasi pada ketinggian 0-600 mdpl
Pemulia : Buang Abdullah, Heni Safitri, Sularjo, Cahyono, M. Yusuf
SK Menteri Pertanian 126/HK.540/C/04/2021 Tanggal 27 April 2021